Alhamdulillah atas segala karunia & nikmat Alloh SWT ane masih diberi kesempatan untuk menikmati indahnya bumi nusantara ini. Dan untuk TKP edisi kali ini yaitu gunung Lawu. Pastinya agan udah tahu donk posisi gunung Lawu. Yup, gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah & Jawa Timur terkenal dengan beberapa cerita mistisnya. Awalnya ane request ama Prima buat tracking ke gunung Merbabu lewat jalur Selo karena ada sabananya. Hamparan hijau nan luas di dataran tinggi selalu menggoda. Namun Prima malah invite ane untuk tracking ke gunung Lawu karena di bulan ini ada bunga edelweis purple. Wuih,,,,, pastinya tak kalah keren donk. Setelah beberapa hari akhirnya ane menyanggupi untuk menuju kesana sekaligus ingin mendapatkan menu 4 sehat 5 sempurna yaitu sunset, milkyway, sunrise, panorama & photo extreme. Dan 17 Agustus menjadi waktu yang disepakati sekaligus mengibarkan merah putih di puncak Lawu. Akhirnya hari yang dinanti telah tiba. Sabtu 16 Agustus menjadi hari dimana kami menuju ke gunung Lawu. Dan jiwa yang bernyali menuju ke gunung Lawu berjumlah 7 orang. Yup, 7 highlander yaitu Prima sebagai leader, ane sebagai dokumentasi, entok, mas buncis, luphex, Fauziah & Uuk. 5 orang pemuda di sertai 2 Ababil menyatukan visi & misi untuk menginjakkan kaki di puncak Lawu.
Yogyakarta 9.00 WIB di pagi yang cerah menjadi awal keberangkatan kami. Gesekan 2 roda kendaraan melewati rute Yogyakarta-Solo-Karanganyar-Magetan, perjalanan yang lama nan jauh cukup menguras tenaga. Langit biru cerah serta landscape nan hijau membuat hasrat njepret meluap-luap sekaligus kata syukur tak hentinya terucap sebelum mencapai TKP. Pukul 13.30 Alhamdulillah akhirnya kami tiba di basecamp cemoro kandang & hawa dingin sudah mulai menyapa. Sambil beristirahat sejenak kami bergantian sholat jamak qashar Dzuhur Azhar. Karena tenaga sudah terkuras selama perjalanan, afdol nya makan siang menjadi penggantinya. Pecel & soto mulai mengisi perut yang sudah mulai kelaparan sembari teh panas yang mulai menghangatkan dingin yang menyergap kulit. 14.00 mulailah langkah kaki memasuki kawasan gunung Lawu dengan tiket masuk 10K. Pohon nan hijau serta rindang menjadi pemandangan di sebelah kanan kiri serta batu yang tertata menjadi latar meski tak sama kerataannya. Dan sepertinya hari itu menjadi tracking berjamaah karena ratusan bahkan ribuan para pendaki memadati gunung Lawu. Suasana langit yang sedang cerah menjadikan hasrat njepret benar-benar tak terbendung hingga ane melesat sendirian di depan meninggalkan rombongan. Kata syukur yang tak hentinya terucap menikmati indahnya panorama ala gunung Lawu. Dan langkah kaki disertai kata tahlil menambah tenaga ane untuk terus berjalan hingga melewati pos 1 & 2. Karena ane masih sendirian di depan tentunya mementingkan team yang masih tertinggal dibawah. Sembari menunggu, maka sunset ala gunung Lawu ane nikmati di pos 2. Walau sang surya tak terlihat, namun garis semburat senja nan indah sungguh luar biasa. Subhanallah,,,,
sunset di pos 2
Entok in action
after sunset
Tak lama kemudian Entok muncul di antara jalur pendakian. Setelah sunset habis, barulah prima, mas buncis, luphex, Fauziah & Uuk tiba di pos 2. Sambil istirahat menghilangkan rona wajah lelah & lapar, beberapa makanan & minuman mulai di gelontorkan melewati tenggorokan. Tanpa berlama-lama untuk efisiensi waktu & tenaga, kami mulai melanjutkan perjalanan lagi. Pukul 18.30 kami beranjak dari pos 2 beserta ribuan para pendaki. Dan sekali lagi kata syukur tak hentinya terucap ketika posisi kami yang berada lebih tinggi disuguhi view after sunset yang keren abis. Karena rasa malas ane untuk ngluarin kamera, maka nuansa nan indah ini tak sempat di abadikan. Langkah kaki ane lagi-lagi meninggalkan mereka namun ane ditemani Entok & mas buncis. Jam 20.00 akhirnya kami tiba di pos 3 yang sudah dipadati para pendaki. Dan kami bergabung bersama pendaki dari Jakarta yang sudah akrab seperti keluarga sendiri. Indahnya rasa kebersamaan yang mempererat persaudaraan tanpa melihat latar belakang. Berselang kemudian Prima, Luphex, Fauziah & Uuk mencapai pos 3. Sambil menghela nafas serta mengembalikan tenaga, teh panas menjadi pengusir dingin malam itu. Dan lagi-lagi kata syukur tak hentinya terucap ketika bintang-bintang mulai berkeliaran. Subhanallah,,, keren banget. Tak menyia-nya kan waktu langsung ane keluarin kamera untuk membidik milkyway meski baru jam 20.00.
20.00 WIB
bocor karena banyaknya center pendaki
Karena semakin banyak pendaki yang sampai di pos 3, maka kami lanjutkan lagi pendakian menuju pos 4. Kali ini kami bersama-sama karena malam mulai gelap & hanya beberapa senter yang kami bawa. Dan lagi-lagi ane, Entok & mas buncis mulai meninggalkan prima, luphex, Fauziah & Uuk. Setelah sampai di separo perjalanan, tiba-tiba para pendaki banyak yang turun serta mengabarkan bahwa terjadi kebakaran di pos 4. Hal ini membuat kami menunggu team yang tertinggal untuk mengambil keputusan. Setelah semua berkumpul, karena berita yang tersiar waktu itu bahwa titik api berada di pos 4 maka kami putuskan untuk break sejenak sembari menunggu kabar berikutnya. Dan hal ini pun juga di lakukan pendaki yang lainnya yang banyak yang mencari tempat datar untuk bermukim sementara. Hingga tak ada tempat tersisa, maka kami putuskan merebahkan raga di antara tangga. What? are u sure? Yup, karena keadaan yang urgent maka disitulah kami mendirikan tenda yang khusus untuk 2 ababil itu sementara kami yang laki-laki tidur di antara tangga berbatu beratapkan langit bintang-bintang. Setelah tempat bersemayam beres, maka sebelum tidur afdolnya kita santap bersama. Hidangan seadanya terasa nikmat banget di makan rame-rame. Jam 22.30 semua sudah mendapatkan posisi nyaman untuk menutup mata sementara ane masih sibuk dengan kamera mengabadikan milkyway.
milkyway terakhir malam itu
Setelah di rasa cukup, 23.20 ane mulai mengakhiri malam indah sekaligus was-was & seperti biasa ane set alarm buat Tahajud serta mencari milkyway lagi. Hawa dingin itu mulai menyerang kami & membuat tidur terbangun berkali-kali. Meski sudah dibalut dengan sleeping bag, tapi benar-benar menjadi momok bagi kami. Tak lama kemudian alarm pun berbunyi & menunjukkan pukul 02.30. Sembari membuka mata yang terpejam sekaligus mematikan alarm. Ketika ane mau berdiri, tiba-tiba terdengar langkah kaki yang menghentakkan telinga. Seseorang yang menggunakan kaos orange serta memegang HT langsung menghampiri ane sekaligus berkata , "mas segera turun karena nyala api sudah mendekat ke jalur pos 3 ini". Sontak saja ane langsung membangunkan yang laen untuk segera bergegas. "Wake up,,,!!!!! we got fire attack,,,!!!! Sembari mata yang berusaha melek sembari membereskan peralatan yang harus di angkut. Pukul 3 dinihari di pagi buta yang dingin kami harus di evakuasi menuju ke bawah. Cahaya center yang mulai meredup sambil perlahan merayap di bebatuan. Di tengah perjalanan turun, kami melihat seorang sedang menebang kayu. Ternyata mereka adalah tim SAR yang sedang membuat tandu karena ada pendaki yang kejatuhan batu sebesar kepala. Menurut para pendaki, korban kejatuhan batu itu berada di bawah tempat kami tidur. Yup, pantas saja ketika itu ane mendengar seperti gemuruh petir tapi kondisi langit yang cerah telah memantapkan ane untuk mengabaikannya. Tak tahunya itu suara gemuruh batu jatuh. Korban pun akhirnya dibawa oleh tim SAR bersama rombongan kami hingga pos 3. Dan nampaknnya masih banyak pendaki yang mendirikan tenda disana. Suara tim SAR pun membangunkan mereka untuk segera di evakuasi. Karena tim SAR kekurangan center, maka Prima kami putuskan membantu tim SAR menerangi jalan bebatuan. Sehingga hanya tinggal ane, Entok, mas Buncis, Luphex, Fauziah & Uuk. Lalu kami berlima mulai turun ke bawah karena tersiar kabar api semakin membesar. Pukul 3.30 kami sudah mulai meninggalkan pos 3 & tampak dari kejauhan asap yang membumbung tinggi di bawah langit berbintang nan cerah.
Dan pemandangan berbeda di ujung timur terlihat semburat jingga nan indah menandakan sunrise segera muncul. Pukul 4.45 kami berlima break sejenak untuk sholat shubuh sembari menghela nafas. Dan sunrise pagi itu semakin indah seiring api yang belum padam. Ane pun segera mengabadikan momen yang keren ini meski matahari tertutup pepohonan. Dan Entok & mas Buncis mulai meninggalkan kami untuk segera menuju ke bawah. Ane bersama Luphex, Fauziah & Uuk masih betah memandangi indahnya langit di ujung timur pagi itu. Subhanalloh,,, kerennya gak ketulungan.
luphex in action
hanya kata syukur yang bisa terucap
Perlahan sang surya menampakkan dirinya hingga sinarnya mulai menghangatkan raga ini yang diserang dingin sejak semalam. Ane pun masih betah berada di sini mengabadikan sunrise & panorama ala gunung Lawu yang luar biasa menakjubkan. Akhirnya Luphex, Fauziah & Uuk beranjak meninggalkan ane sendiri. Tak menyia-nyiakan kesempatan, ane eksplorasi setiap view yang memelekkan mata ini. Dan hanya kata syukur yang terucap dalam setiap pandangan. Alhamdulillah ya Alloh,,, Engkau beri kenikmatan yang luar biasa ini. Tak patut hamba melanggar semua larangan-Mu, ampunilah hamba ya Alloh.
45 menit waktu yang cukup untuk memanjakkan diri, segera ane menyusul team yang sudah turun duluan. Langkah kaki melewati bebatuan & hanya sesekali bertemu pendaki. Tanpa di sadari nampaknya ane mulai berjalan sendirian. Dalam kesendirian itu, tiba-tiba datang burung Jalak & berhenti tepat persis di depan langkahku. Tak lama kemudian burung Jalak itu berjalan melompat ke depan seakan menuntunku menuju ke pos 2. Sontak saja ane berdoa, "Alhamdulillah ya Alloh, Engkau menuntun hamba melalui burung ini". Bahkan ane rasa burung Jalak itu menuntunku cukup lama banget. Dan ia mulai menyingkir dari jalur pendakian kembali ke pepohonan sebelum ane bertemu dengan Luphex, Fauziah & Uuk yang tidur di jalan. Busyet,,, ni anak pada ngapain tidur di tempat beginian. Tampaknya mereka cukup nyenyak karena sempat tak mengetahui kalo ane sudah melewatinya. Sesampainya di Pos 2 ane langsung meluncur ke bawah karena masih dipadati para pendaki. Langkah kaki semakin perlahan karena tenaga juga semakin berkurang. Alhamdulillah pukul 6.30 ane sampai di pos 1 yang ramainya ngalahin pasar. Tak lama berselang ane pun bertemu dengan Entok & mas Buncis yang sudah membuat kopi hangat bersama pendaki dari Magetan. Setelah ane istirahat sebentar, maka ane segera mengeksplorasi tempat sekitarnya yang tak kalah keren. Hamparan padang rumput kering yang agak miring terlihat indah. Serta view bukit tak malu-malu karena langit nan cerah seakan mengobati ambisi kami yang belum saat nya menginjakkan kaki di puncak.
me in action
Tanpa sadar Luphex, Fauziah & Uuk telah melewati kami untuk turun ke bawah dan ane masih asyik njepret menyelami setiap pepohonan yang keren. Pukul 8.00 akhirnya kami segera ke bawah karena kasihan team yang sudah turun duluan telah menunggu. 60 menit kemudian akhirnya kami bertemu team sebelum pintu masuk yang sudah bersiap-siap membuat hidangan penutup pagi di gunung Lawu. Cerita pagi tadi masih hangat untuk dibicarakan sembari menikmati teh panas. Pukul 10.00 kami pun meninggalkan TKP sembari di iringi view panorama dari pinggir jalan gagahnya gunung Lawu & landscape disekitarnya. Lagi-lagi hasrat njepret menggebu-gebu. Namun apa daya team sudah lelah & ingin segera mencapai rumah hingga ane memendam semuanya. Dan insya Alloh, ane akan kembali lagi kesini. Aamiin
Nich gan video nya : (kalo Agan pake iOS lancar jaya, kalo pake android ada yang gak bisa)
Kobaran api malam itu cukup membuat kami panik. Entah dari mana berasal, yang jelas membuat seluruh ambisi pendaki gagal total. Menurut perkiraan tim SAR salah satu penyebabnya yaitu api yang berasal dari rokok atau api unggun. Etika travelling yang lagi-lagi tidak diperhatikan. "don't leave anything except food print". Jadilah pecinta alam bukan penikmat alam doank. Kerusakan yang terjadi sering berasal dari manusia itu sendiri. Kita hidup dengan alam maka tak sepantasnya kita melakukan semena-mena dengan alam. Jika alam sudah tak bersahabat, apa daya manusia.Seperti dalam QS Ar-Rum : 41
Kejadian Aneh
Untuk postingan ini ane mau nambahin beberapa kejadian yang membuat pikiran & hati menjadi kagum, kaget bahkan miris. Lets read a story :
1) Ketika menulusuri jalur pendakian, tiba-tiba dari jauh terlihat seorang Bapak yang menggunakan tas disertai benda kuning di atasnya. Setelah mulai mendekat, ternyata benda kuning itu adalah balon. Dan ketika berpapasan, ternyata di dalam tas & di bawah balon terlihatlah seorang anak kecil memakai tutup kepala. La illaha ilallah,,, anak kecil dibawa kemari yang dinginnya minta ampun. Sontak saja ane geleng-geleng kepala. Kelak ane juga akan mengenalkan alam pada anak-anak.
2) Ketika ane mengabadikan sunset di pos 2, tiba-tiba tepukan tangan menyentuh badan ane. Kemudian ane menoleh & ternyata seorang bapak berkacamata meminta ane untuk mem-photo dirinya dengan latar belakang sunset dengan kamera pocketnya. Setelah 2 jepretan, lalu ane bertanya, "bapak dari mana?". Jawabnya, "dari Solo". Lalu ane tanya lagi, "bapak sendirian, la temannya mana?". Ia jawab, "saya sendiri mas". Kemudian ia pergi begitu saja. Lalu ane perhatiin lagi, loh ini bapaknya ke sini sendiri tapi kok cuma pake kaos, celana kain & sandal jepit. What,,,,,, are u OK????? Ini lebih gila dari yang ane pikirkan. Ane yang sudah pake pakaian 2 layer masih dingin, lah tuh bapak kok gitu aja. Ternyata Prima bilang sama ane tuh bapak mungkin mau cari sesuatu di petilasan. Astagfirulloh,,, ya Ampun,,, Lagi-lagi musyrik,,,,
3) Ketika kami bersiap-siap untuk tidur, tiba-tiba datang beberapa pendaki dari atas membawa temannya cewek yang kena hipo. Setelah ane perhatiin, ni cewek kayaknya mau bunuh diri dech. Yup, tuh cewek di kasih penutup kepala gak mau katanya gak enak. Lah, ni cewek sebenarnya maunya apa sich? Lagian dia juga memakai celana jeans. Busyet,,, kalo ini benar-benar gila. Ini gunung sis bukan mall. Mungkin gara-gara film 5cm tuh jadi banyak pendaki yang pamer ke temannya terus gak mikirin safety.
4) Mungkin karena langit waktu sedang biru & cerah jadi ane egois meninggalkan team untuk membidik sunset. Namun tentu saja langkah ane yang semakin melaju bukan karena nafsu tapi ane pake ilmu. Yup, belajar dari naek di gunung Merbabu & Prau, Alhamdulillah Alloh beri ilmu ini. Seperti berusaha ketika tracking jangan berlebihan ngobrol apalagi bercanda yang kelewatan baik dengan teman sendiri maupun pendaki yang lain. Selain efisiensi tenaga juga menjaga perilaku kita. Ini terbukti pada luphex, Fauziah & Uuk. 2 ababil ini dari bawah sudah ngomong terus. Sebenarnya ane mau negur tapi hasrat njepret kala itu telah membius ane untuk diam terus melaju. Dan selama tracking naik & turun mereka selalu berada di belakang. Yah, ane juga maklum dari pada mereka nongkrong di tempat yang gak jelas lebih baik nongkrong di gunung biar dekat dengan Alloh & alam ciptaan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar